Lilypie - Personal pictureLilypie Kids Birthday tickers

Minggu, 15 Mei 2011

Sistem Pendidikan yang Menjenuhkan

RODERICK ADRIAN MOZES/KOMPAS IMAGESMurid mengikuti ujian nasional sekolah dasar di SDN Palmerah 07 Pagi, Jalan Palmerah Utara, Jakarta Barat, Selasa (10/5/2011). Secara serentak seluruh murid SD dan sederajat di Indonesia menjalani ujian nasional hingga 12 Mei 2011. Mata pelajaran yang diujikan adalah Bahasa Indonesia, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.


JAKARTA, KOMPAS.com
— Penilaian (assessment) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh siswa memahami pelajaran yang diperolehnya selama proses belajar-mengajar di sekolah. Namun, selama ini, penilaian sepertinya belum diterapkan dengan baik. Cara melihat kemampuan siswa saat ini lebih banyak melalui tes tertulis dengan menggunakan tipe-tipe soal pilihan ganda.

Karena assessment merupakan proses high order thinking, yang membutuhkan tahapan-tahapan analisis dan evaluasi.
-- Iwan Pranoto

Demikian dikatakan pakar matematika dari Institut Teknologi Bandung, Iwan Pranoto, kepadaKompas.com di Jakarta, Selasa (10/5/2011). Menurut dia, untuk melaksanakan hal itu, harus dilihat tujuan dari proses pembelajaran terlebih dahulu.

"Sekarang ini kan tujuan belajar itu dipatok harus lulus kuliah dengan tes-tes akhir itu. Padahal, seharusnya di dalam proses pembelajaran tersebut disisipkan tujuan untuk mengembangkan kemampuan diri siswa," kata Iwan.

Ia menambahkan, sebagian institusi saat ini hanya menerapkan proses low order thinking, yakni proses menghafal pelajaran. Menurut dia, hal itu merupakan salah satu penyebab pola assessment masih sulit diterapkan.

"Karena assessment merupakan proses high order thinking, yang membutuhkan tahapan-tahapan analisis dan evaluasi. Oleh karena itu, jika proses low order thinking tersebut dilakukan terus-menerus dalam proses pendidikan, dapat memunculkan pemikiran-pemikiran pragmatis, yakni hanya melihat pendidikan sebagai jalan pintas," ujar Iwan.

Ia menambahkan, ketika hal itu terjadi, dapat dipastikan proses pembelajaran nantinya tidak dapat dinikmati dengan baik. Proses pendidikan di sekolah pada semua jenjang bahkan cenderung akan menjenuhkan peserta didik.

"Semuanya harus dibenahi, dari gurunya harus diberi pemahaman mengenai tujuan assessment. Kemudian kurikulumnya dan juga masyarakat, ini agar tidak ada lagi paradigma bahwa tes tertulis atau, misalnya, ujian nasional sebagai satu-satunya patokan keberhasilan seorang siswa," pungkasnya
.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More